WS
RENDRA.
KELAHIRAN
SURAKARTA 1935
MENINGGAL
DI DEPOK 2009.
Puisi
terakhir WS Rendra. Dibuat sesaat sebelum WS Rendra wafat
Hidup
itu seperti UAP, yang sebentar saja
kelihatan, lalu lenyap !!
Ketika
Orang memuji MILIKKU,
aku
berkata bahwa ini HANYA TITIPAN saja.
Bahwa
mobilku adalah titipan-NYA,
Bahwa
rumahku adalah titipan-NYA,
Bahwa
hartaku adalah titipan-NYA,
Bahwa
putra-putriku hanyalah titipan-NYA ...
Tapi
mengapa aku tidak pernah bertanya,
MENGAPA
DIA menitipkannya kepadaku?
UNTUK
APA DIA menitipkan semuanya kepadaku.
Dan
kalau bukan milikku,
apa
yang seharusnya aku lakukan untuk milik-NYA ini?
Mengapa
hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-NYA?
Malahan
ketika diminta kembali,
kusebut
itu MUSIBAH,
kusebut
itu UJIAN,
kusebut
itu PETAKA,
kusebut
itu apa saja ...
Untuk
melukiskan, bahwa semua itu adalah DERITA....
Ketika
aku berdoa,
kuminta
titipan yang cocok dengan
KEBUTUHAN
DUNIAWI,
Aku
ingin lebih banyak HARTA,
Aku
ingin lebih banyak MOBIL,
Aku
ingin lebih banyak RUMAH,
Aku
ingin lebih banyak POPULARITAS,
Dan
kutolak SAKIT,
Kutolak
KEMISKINAN,
Seolah
semua DERITA adalah hukuman bagiku.
Seolah
KEADILAN dan KASIH-NYA,
harus
berjalan seperti penyelesaian matematika
dan
sesuai dengan kehendakku.
Aku
rajin beribadah,
maka
selayaknyalah derita itu menjauh dariku,
Dan
nikmat dunia seharusnya kerap menghampiriku ...
Betapa
curangnya aku,
Kuperlakukan
DIA seolah Mitra Dagang ku
dan
bukan sebagai Kekasih!
Kuminta
DIA membalas perlakuan baikku_
dan
menolak keputusan-NYA yang tidak sesuai dengan keinginanku ...
Padahal
setiap hari kuucapkan,
Hidup
dan Matiku, Hanyalah untuk-MU
Mulai
hari ini,
ajari
aku agar menjadi pribadi yang selalu bersyukur
dalam
setiap keadaan
dan
menjadi bijaksana,
mau
menuruti kehendakMU saja ya ALLAH ...
Sebab
aku yakin....
ENGKAU
akan memberikan anugerah dalam hidupku ...
KEHENDAKMU adalah yang ter BAIK bagiku ..
Ketika
aku ingin hidup KAYA,
aku
lupa,
bahwa
HIDUP itu sendiri
adalah
sebuah KEKAYAAN.
Ketika
aku berat utk MEMBERI,
aku
lupa,
bahwa
SEMUA yang aku miliki
juga
adalah PEMBERIAN.
Ketika
aku ingin jadi yang TERKUAT,
....aku
lupa,
bahwa
dalam KELEMAHAN,
Tuhan
memberikan aku KEKUATAN.
Ketika
aku takut Rugi,
Aku
lupa,
bahwa
HIDUPKU adalah
sebuah
KEBERUNTUNGAN,
kerana
AnugerahNYA.
Ternyata
hidup ini sangat indah, ketika kita selalu BERSYUKUR kepada NYA
Bukan
karena hari ini INDAH kita BAHAGIA.
Tetapi
karena kita BAHAGIA,
maka
hari ini menjadi INDAH.
Bukan
karena tak ada RINTANGAN kita menjadi OPTIMIS.
Tetapi
karena kita optimis, RINTANGAN akan menjadi tak terasa.
Bukan
karena MUDAH kita YAKIN BISA.
Tetapi
karena kita YAKIN BISA.!
semuanya
menjadi MUDAH.
Bukan
karena semua BAIK kita TERSENYUM.
Tetapi
karena kita TERSENYUM, maka semua menjadi BAIK,
Tak
ada hari yang MENYULITKAN kita, kecuali kita SENDIRI yang membuat SULIT.
Bila
kita tidak dapat menjadi jalan besar,
cukuplah
menjadi JALAN SETAPAK
yang
dapat dilalui orang,
Bila
kita tidak dapat menjadi matahari,
cukuplah
menjadi LENTERA
yang
dapat menerangi sekitar kita,
Bila
kita tidak dapat berbuat sesuatu untuk seseorang,
maka
BERDOALAH untuk
kebaikan.
0 Response to "Puisi terakhir WS Rendra. Dibuat sesaat sebelum WS Rendra wafat"
Posting Komentar