Pertama,
jangan malas! Konon salah satu penyakit yang tidak ada obatnya itu adalah
penyakit malas. Banyak hal yang menyebabkan kita dilanda kemalasan. Orang yang
banyak masalah biasanya menjadi malas. Begitupula orang yang tidak punya target
dalam hidup biasanya senang bermalas-malasan.
Orang
yang terkena penyakit malas dia akan membuang waktunya tanpa melakukan apapun
seolah waktu itu tidak berharga baginya. Orang malas cenderung menggampangkan
persoalan dengan menunda-nunda mengerjakannya. Itulah sebabnya salah satu doa
yang dianjurkan Rasulullah SAW untuk kita baca itu agar kita berlindung kepada
Allah dari rasa malas.
Kedua,
jangan putus asa! Biasanya orang malas akan cenderung mudah menyerah. Tidak
punya spirit of fighting. Dia menganggap untuk apa berjuang toh hasilnya pasti
kalah juga. Ini orang yang sudah kalah sebelum bertanding.
Alih-alih
mengatur strategi dalam hidup, kita cenderung menerima keadaan dan tidak lagi
mau berikhtiar. Anda boleh saja terlilit hutang, ditinggalkan kekasih, diberi
cobaan penyakit, didera berbagai fitnah, namun apapun itu selama anda tidak
berputus asa, anda masih bisa bangkit kembali.
...dan
jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa
dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.’(QS. 12:87)
Buat
yang suka menuding orang lain kafir hanya karena berbeda pendapat, baca deh
ayat di atas: jangan-jangan kita pun juga masuk kategori kafir kalau kita mudah
putus asa dari rahmat Allah.
Orang
yang putus asa itu seolah tidak percaya bahwa Allah tidak akan membebani
seseorang di luar batas kemampuan kita; tidak yakin bahwa bahkan binatang
melata pun Allah beri rejeki; tidak percaya diri bahwa sesuai janji Allah
dibalik kesulitan pasti ada kemudahan.
Ketiga,
jangan lupa bersyukur! Mereka yang malas dan mudah putus asa biasanya jarang
bersyukur. Apa yang mau disyukuri, lha wong hidup kami ancur-ancuran begini?
Begitu biasanya dalih mereka.
Tapi
kawan selama nafas masih ada dan selama mentari masih bersinar hidup kita ini
layak untuk kita syukuri. Tengoklah sekeliling kita: betapa banyak orang lain
yang sebenarnya jauh lebih menderita ketimbang kita.
Gak
percaya? Tanyakanlah pada para pemulung yang kebingungan melihat kita ngedumel
karena koneksi wifi yang lemot; tengoklah mereka yang tidur beratapkan langit dan diterangi kerlip
bintang sementara kita terus menggerutu listrik PLN yang byar-pet; dan
dengarkan pengamen kecil yang bersenandung riang mengetuk kaca mobil kita di
lampu merah sementara kita stress kehilangan proyek.
Mereka
yang pandai bersyukur artinya percaya bahwa Allah akan menambah nikmat yang ada
--entah kapanpun atau bagaimanapun caranya.
Mereka
yang tetap bersyukur meski diuji dengan berbagai cobaan akan lebih optimis
memandang masa depan --semua akan indah pada waktunya.
Mereka
yang bersyukur akan semakin rajin beribadah dan bekerja karena syukur mereka
telah melampaui kesabaran mereka -- tidak heran Allah kerap memuji mereka.
Mereka
yang tidak pernah lupa bersyukur adalah mereka yang memulai harinya dengan
energi positif; bukan dengan meratapi penderitaan, apalagi nyinyir melihat
kesuksesan orang lain.
Jangan
malas.
Jangan
mudah putus asa.
Jangan
lupa bersyukur.
Bismillahi
tawakaltu 'alallah wa la hawla wa la quwwata illa billah
Prof
Dr Nadirsyah Hosein
PCI
NU australia
0 Response to "Tiga "Jangan" dalam hidup"
Posting Komentar